Kamis, 22 April 2010

Komunitas Tionghoa di Surabaya

Judul : Komunitas Tionghoa di Surabaya
Penulis : Andjarwati Noordjanah
Penerbit : Ombak, Yogyakarta 2010
Tebal : 150 halaman.

Berbicara mengenai orang-orang tionghoa maupun komunitas tionghoa di indonesia merupakan kajian yang sangat menarik sekaligus pelik, disebut menarik karena komunitas ini dibenak penduduk pribumi (inlander) sering dianggapnya sebagai golongan sub-ordinasi yang terdiskriminasikan, dan disebut pelik karena komunitas tionghoa merupakan komunitas asing yang ada di indonesia diantara komunitas-komunitas yang lain yang permasalahanya sangat kompleks didalamnya mulai dari latar belakang mereka, posisi mereka, status mereka dan yang terakhir masalah kewarganegaraan. Berangkat dari permasalaan tersebut apakah benar paradigma maupun stereotip yang menyatakan bahwa komunitas tionghoa hanyalah sekumpulan oportunis yang menginginkan kekayaan tanpa prinsip kepedulian apapun terhadap masyarakat dan politik sekitarnya? Seperti yang dianggap penduduk pribumi (inlander) dan di gembor-gemborkan oleh mesin politik rezim orde baru.

Membaca buku “komunitas tionghoa di surabaya “ karya Andjarwati Noordjnnah ini seakan kita diajak untuk merenungi kembali tentang eksistensi komunitas Tionghoa di Indonesia, yang dalam rezim orla maupun orba banyak kenyataan sejarah yang ditutup-tutupi atau secara tidak sengaja terlupakan oleh masyarakat kita. Andjarwati melalui buku ini berusaha mencoret paradigma tersebut dengan mencoba mengungkap peran etnis Tionghoa yang tidak kecil dalam ranah politik dan ekonomi.

Buku ini mendiskripsikan persebaran dan aktivitas masyarakat tionghoa di kota Surabaya. Buku ini menfokuskan pada kajian aktivitas perekonomian komunitas tionghoa pada masa kolonial. Suarabaya sebagai setting yang diangkat penulis merupakan salah satu kota penting di jawa dan kota tertua di indonesia. Disamping itu Surabaya memegang peranan penting sebagai pintu masuk pulau jawa bagi para pedagang hingga pelancong selain Batavia. Buku ini secara khusus dan terperinci memuat pembahasan tentang keragaman asal-usul tionghoa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, seperti hokkian, hakka, dan teo-chiu (hal.41-44), perbedaan antaara orang tionghoa totok (singkeh) dengan tionghoa peranakan (hal.45-50) ragam stratifikasi sosial mereka (hal.50-54), agama dan kepercayaan (hal.55-57), organisasi-organisasimasyarakat (hal.57-62), pekerjan mereka (hal.63-38), dan para pemimpin komunitas tionghoa (hal.69-72). Hal lain yang diangkat dari buku ini adalah berbagai pengaruh kebijakankan pemerintah kolonial terhadap tionghoa di surabaya sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, pendudukan jepang, dan kebijakan diera kemerdekaan. [Ghofur]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar